Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengapa Mesti Berbohong?


Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengapa Mesti Berbohong?

Edisi 22 November 2020 


Banyak orang berbohong karena ingin melindungi diri dari situasi atau konflik yang tidak menyenangkan. Bagi si pembohong, dengan berbohong, mereka jadi bisa terhindar dari masalah. Misalnya terhindar dari hukuman atau pertengkaran. Dan hal ini bukan hanya dilakukan anak-anak, tetapi  juga dilakukan orang dewasa.

Banyak alasan dilontarkan seseorang untuk berbohong. Hal ini karena kita hidup di akhir zaman, dimana kebohongan adalah hal yang lumrah.

Setiap manusia pasti pernah berbohong dalam hidupnya. Ada kebohongan kecil dan besar dengan dampak yang berbeda-beda.

Tidak semua kebohongan didasari niat buruk, ada yang disebut 'kebohongan putih'. Orang tersebut berbohong karena ingin menghindari lawan bicara sakit hati. Misalnya seorang ayah merasa perlu berbohong agar anaknya tidak menangis.

Hingga kini, kebohongan putih seperti ini masih menjadi perdebatan bagi banyak pakar. Ada yang mengiyakan tapi banyak yang tidak sepakat dengan kebohongan putih. 

Pembiasaan jujur harus dilakukan sejak dini. Agar bohong tidak menjadi kebiasaan. Cecil G. Osborne dalam bukunya “The Art of Getting Along With People,” menjabarkan bahwa orang yang terbiasa berbohong tidak akan sadar bahwa ia berbohong.

Jika berbohong dan menipu sudah menjadi kebiasaan bahkan menjadi jalan untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan ini akan sangat berbahaya. Ancaman kerusakan moral  di tengah masyarakat akan terjadi.

Maka hendaklah jauhi dusta atau kebohongan terutama ketika mendapat amanah kepercayaan baik oleh pasangan, atasan atau jika mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Agar kehidupan kita  mendapatkan keberkahan dan kebaikan.

Namun, terlepas dari motif yang dimiliki, berbohong merupakan tindakan manipulasi data yang dilakukan secara sadar agar lawan bicara percaya dengan apa yang kita katakan. Fakta yang benar adalah, tidak ada kebohongan yang dilakukan dengan tidak sadar. Adapun, yang ada hanyalah kebohongan yang sudah menjadi kebiasaan. 

Berbohong sebenarnya adalah proses yang kompleks, karena pernyataan satu akan membutuhkan pernyataan yang lain. Maka dari itu, tak heran jika satu kebohongan akan diikuti oleh kebohongan yang lain. Sebab, kebohongan adalah fakta baru yang coba dikonstruksikan oleh pelaku, yang butuh dikuatkan oleh fakta lain.

Tanda seseorang berbohong seseorang yang menyatakan sesuatu dengan tidak jujur biasanya akan membutuhkan waktu lebih saat memberikan jawaban. Membuat kebohongan itu merupakan hal yang kompleks dan rumit. Jadi mereka tampak berfikir dulu dengan menunda menjawab, membutuhkan waktu jeda. Hal itu diiringi dengan raut muka atau intonasi kalimat yang menunjukkan ketidakyakinan, atau perasaan ragu. Karena itu, ada satu hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui kebohongan seseorang. Hal itu adalah terkait pernyataan mereka konsisten atau tidak. 

Dalam ilmu kehidupan, manusia dipercayai ucapannya adalah karena dipercaya, jadi patutlah kita menjaga kepercayaan itu. Karen jika kita sudah tahu berbohong itu tidak baik untuk kita, orang lain dan kesehatan psikis kita. Untuk apa mempertahankan dan terus berbohong. Sudahilah..