Rubrik Power of Mind Radar Bali : Menerima Kekurangan Diri

 Rubrik Power of Mind Radar Bali : Menerima Kekurangan Diri

Edisi Minggu, 29 November 2020


Tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya ada manusia yang merasa sempurna dan ingin terlihat sempurna. Ungkapan ini begitu bermakna untuk menyadarkan kita tentang kekurangan diri. Kelebihan dan kekurangan merupakan dua sisi dalam fitrah kemanusiaan yang saling melengkapi. Namun, seringkali kita tidak dapat menerima kekurangan diri sendiri dan tidak mau memahami kekurangan orang lain. Kekurangan lebih sering diapresiasi dengan perasaan dan pikiran negatif, sehingga banyak orang yang membenci kekurangan diri dan menganggap kesempurnaan sebagai faktor mutlak untuk mencapai kebahagiaan.

Padahal yang sebenarnya adalah Tuhan memberikan ketidaksempurnaan dalam hidup manusia agar kita tidak sombong atau takabur. Terkadang kita dibiarkan memiliki  kekurangan diri supaya kita belajar bergantung pada kuasa Tuhan.

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang ditakdirkan menjadi pribadi yang kompetitif. Jadi, membandingkan diri sendiri dengan orang lain sebenarnya adalah hal yang wajar. Tapi, hal ini bisa berbahaya jika tidak bisa menerimanya dengan baik. Tidak ada gunanya membandingkan diri dengan orang lain. Setiap individu diciptakan unik, tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Kita adalah versi terbaik dalam kehidupan kita sendiri. Sebaliknya, fokuslah pada diri  sendiri dan bagaimana cara kita  menaklukkan masalah hidup. Menggunakan energi  dan mencurahkan dengan memfokuskan pada hal-hal yang positif.

Jangan mengkhawatirkan  tentang apa yang orang-orang pikirkan atau harapkan dari kita . Sebagai manusia kita tidak bisa membuat semua orang bahagia. Ini akan membuang waktu percuma, dan hanya akan memperlambat perjalanan hidup untuk menjadi yang terbaik.

Kelebihan merupakan anugerah yang akan mengisi dan melengkapi kekurangan. Bersyukur akan senantiasa menumbuhkan kesadaran diri bahwa sejak awal terlahir pun kita tidak memiliki apa-apa. Dalam syukur itu ada kesabaran. Untuk bisa menerima kekurangan, perlu kesabaran dan pengertian. 

Kesabaran berarti ketulusan dalam berupaya dan berserah diri. Kita dan orang-orang yang kita sayangi tidak selalu bisa sejalan dengan keinginan dan tidak selalu bisa menyenangkan hati satu sama lain. Kekurangan diri tidak mungkin selalu bisa ditutupi dengan terus menonjolkan kelebihan diri. Kita terbatas dalam kemampuan dan tiada batas dalam keinginan, sehingga diperlukan pengertian dan kesabaran untuk memahami semua itu. Kita berhak untuk berubah, serta memperbaiki kekurangan diri sendiri dan orang lain, tetapi kita juga harus ingat untuk memaksimalkan kelebihan yang kita punya. Jangan sampai waktu dan energi terfokus untuk menambal dan menutupi kekurangan, sehingga kita lupa bahwa kita punya keistimewaan yang berguna. Pengertian berarti kita menerima apa adanya, kelebihan dan kekurangan diri kita dan orang lain tanpa memaksakan kehendak untuk mengubahnya, apalagi demi orang yang tidak mau belajar menerima kekurangan diri kita.

Pengertian akan tumbuh sejalan dengan rasa menghargai. Menghargai diri sendiri dan orang lain merupakan pengakuan bahwa ada sisi kelebihan yang bisa kita manfaatkan untuk membuat diri kita berguna, serta masih banyak orang lain yang melebihi kita dalam segala hal. Penghargaan yang tulus merupakan wujud penerimaan dan syukur atas apapun keadaan diri, sehingga kita dapat bersikap bijaksana, tidak merasa inferior dengan kekurangan diri, tidak underestimate terhadap kekurangan orang lain dan tidak dengki atas kelebihan orang lain.

Jika kita renungi dan kita hayati, kekurangan diri merupakan alarm hati yang akan mengingatkan kita akan kematian. Dengan mengingat kematian, kita dapat membangkitkan kesadaran bahwa semua makhluk akan berpulang, sehingga tidak hanya kekurangan yang melekat pada diri kita, tetapi ketidakabadian yang pasti suatu saat nanti.

Belajar menerima kekurangan diri dapat kita jadikan bagian dari manajemen hidup kita, sekaligus proses belajar memanusiakan diri kita. Semoga…