Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengapa Mengikhlaskan Itu Sulit?

Slide31- Radar Bali Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking - Rubrik The Power of Mind

Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengapa Mengikhlaskan Itu Sulit?

Edisi Minggu, 10 Januari 2021


Apa sebenarnya ikhlas itu? Ikhlas, kita semua sering mendengar kata itu. Seperti kata ajaib yang cocok dikatakan kapan saja ketika  merasa sedih dan kecewa. “Sudah, ikhlaskan saja.“, begitu kata orang ketika Anda bercerita. Bukannya orang tersebut malas memberikan jawaban, ikhlas memang jawaban dari masalah kita sendiri.

Mengapa mengikhlaskan itu sangatlah sulit? mengapa mengikhlaskan itu sangat menyiksa batin? Mengapa mengikhlaskan itu sangat mengkoyak hati? karena ikhlas itu adalah puncak tertinggi merelakan, maka pantas saja bila mengikhlaskan itu sulit dan butuh perjuangan tinggi.

Tetapi percayalah, jika kita tetap membiarkan sakit hati, membiarkan kebencian, membiarkan ketidak terimaa terus menguasai hati maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah baik-baik saja menjalani hidup.

Untuk dapat melanjutkan hidup dan kembali merasa bahagia, Kita harus mengikhlaskan semuanya yang telah membuat  kecewa dan menyesal. Apakah itu seseorang ataupun suatu kejadian, biarkan semuanya berlalu. Maka itu, jika memang masih merasa sulit untuk ikhlas, marilah kita menerima jika ada hal-hal yang tidak dapat diubah atau dicegah. Berhenti berharap segalanya dapat kembali seperti sedia kala, atau seperti yang diinginkan. Tarik diri kita ke masa sekarang,  kita tidak dapat mengubah masa yang sudah lewat, tapi kita masih bisa mengubah masa depan .

Ada kalanya kita terlalu kejam pada diri sendiri, sadar atau pun tidak. Jadi, cara mengikhlaskan sesuatu yang selanjutnya adalah dengan menjadi tidak terlalu serius. Relaks, enjoy, nikmati semuanya ini sebagai hal-hal yang memang harus terjadi di kehidupan . Dengan begitu, hidup  akan jadi lebih ringan.

Walaupun sedang merasa sedih atau kecewa, bukan berarti kita hanya menjadi  bermuram durja saja . Kita juga perlu mengekspresikanlah emosi,  sharing dengan orang yang mengerti permasalahan hidup , sehingga  tidak akan lagi memendam emosi karena sudah bisa menumpahkan . Mengekspresikan diri adalah bagian penting dari perasaan yang lebih baik, untuk diri sendiri dan juga untuk hubungan  dengan orang-orag sekitar kita .


Mengekspresikan diri tidak hanya bisa dilakukan dengan curhat, tapi juga pada kegiatan. Lakukanlah kegiatan kreatif yang menguras otak dan energi dan gembira seperti melukis, hiking, vlogging, olahraga ataupun karaoeke dan lain sebagainya. Lakukan hal yang disukai dan membuat diri merasa tertantang. Semua ini bertujuan untuk meluapkan emosi agar tidak terbelit terus dengan masa lalu.

Tapi, bukan berarti  tidak boleh bersedih sama sekali juga. Biarkan diri ini memiliki emosi negatif, karena jenis emosi seperti ini juga dibutuhkan. Mencoba mengabaikan emosi negatif hanya akan memperpanjang penderitaan . Jika Anda merasa ingin menangis, menangislah.

Menurut Dr. William Frey II, PH.D., ahli biokimia Ramsey Medical Center di Minneapolis, menangis dapat melepaskan bahan kimia berbahaya yang menumpuk di tubuh Anda karena stres. Jadi, tidak apa-apa kalau Anda ingin menangis. Biasanya, pria yang memiliki keengganan menangis karena distereotipkan kalau cowok itu tidak boleh menangis. Padahal, yang namanya manusia pasti bisa merasa sedih dan menangis.

Ketika merasa kehilangan, dirugikan, kecewa akan sesuatu atau pada seseorang, semua itu memang bukanlah hal sepele. Jadi, tidak apa-apa membiarkan diri terluka dan bersedih.

Ikhlas adalah melakukan, menyerahkan, dan merelakan sesuatu dengan hati yang tulus. Namun, ikhlas juga mudah diucapkan, namun sulit dilakukan. Ikhlas tidak hanya di pikiran sadar tetapi juga dalam pikiran bawah sadar. Ikhlas berbeda dengan pasrah. Ketika  pasrah, maka Anda menyerahkan segala sesuatunya tapi belum tentu merelakannya. Sedangkan ketika Anda ikhlas, maka Anda pasti sudah pasrah tapi sudah merelakannya juga.