Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengapa Pasangan Saya Berubah?

6. Mengapa Pasangan Saya Berubah - Radar Bali Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking - Rubrik The Power of Mind

Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengapa Pasangan Saya Berubah?

Edisi Minggu, 4 April 2021


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


Salah satu ketakutan terbesar memilih pasangan adalah, “Apakah semua kebaikan dia akan berubah suatu saat nanti?” Makanya banyak wanita mempersulit saat didekati ,  demi menguji keseriusan dan kestabilan pria-pria yang mendekati.Sedangkan kaum  pria cenderung lebih short minded, tidak begitu memusingkan apakah calon pasangannya akan berubah atau tidak. Karena kalaupun berubah, pria merasa cukup cerdas untuk menemukan solusi perbaikannya, ataupun merasa cukup hebat untuk bisa mencari penggantinya.

Orang yang takut akan perubahan adalah orang yang tak siap hadapi kehidupan.. Jadi tidak perlu panik jika melihat ada beberapa perubahan tingkah pasangan. Jika tiba-tiba dia lambat membalas chat, atau bertindak agak aneh, kendalikan emosi  dan ajak bicara santai setelah ada waktu tepat. 

Banyak orang menyimpan perubahan-perubahan pasangannya dalam Buku Kecurigaan. Semakin hari semakin bertambah, semakin dia jadi tenggelam dalam emosi dan fantasi paranoid. Maka sebaiknya hindari sikap detektif yang selalu menganalisa tindak-tanduk pasangan. Kalau begitu itu salah kita sendiri yang memulai hubungan tanpa ada kemampuan mempercayai. Justru sebenarnya kitalah yang perlu berubah belajar mempercayai.

Perubahan dinamika hubungan saja wajar terjadi, apalagi sekedar perubahan perilaku.  Dalam setiap hubungan, akan tiba masanya di mana kebaikan dan kepedulian akan berubah jadi sekadar rutinitas. Itu juga adalah perubahan yang wajar. Ketika rutinitas baik itu dilakukan tapi merasa kurang diapresiasi, sewajarnya juga dia jadi kurang termotivasi melanjutkan pekerjaan tersebut. Ini sama sekali bukan soal pamrih atau meminta dibalas, tapi ini memang sistem kebutuhan pokok yang terprogram di setiap jiwa manusia.

Berbicara tentang perubahan apakah Anda masih penuh bersemangat memuji prestasinya? Apakah Anda masih selalu mengucapkan terima kasih? Apakah Anda masih berusaha membalas hal spesial untuk setiap hal spesial yang dia berikan? Atau jangan-jangan Anda SENDIRI SUDAH BERUBAH menganggap semua kebaikannya jadi sebuah tanggung jawab yang sewajarnya? Jika demikian, jangan heran jika dia pun berubah jadi malas melakukan itu semua. Sebelum Anda emosi karena pasangan berubah, coba teliti dulu seberapa banyak Anda juga berubah. Jika Anda merasa diri Anda tidak berubah, bertobatlah dari kesombongan itu sebelum hubungan Anda jadi lebih berantakan.

Di awal hubungan, tubuh Anda dibanjiri hormone endhorpine  yang membuat  mabuk kepayang. Dalam kondisi euforia itu, semua tingkah pasangan terasa indah dan membahagiakan. Dia bisa saja bersikap aneh dan menyebalkan, tapi tetap terasa lucu menggemaskan karena Anda sedang tergila-gila jatuh cinta padanya. 

Bisa jadi sebenarnya dari dulu dia memang lama balas chatting, tapi Anda dulu memakluminya karena ada euforia cinta. Setelah euforia hilang, Anda jadi ‘merasa dia berubah jadi lama balas chatting’. Bisa jadi sebenarnya dari dulu dia memang suka berbohong, tapi Anda dulu tidak peduli karena sedang dimabuk cinta. Kini kemabukan itu reda, Anda jadi ‘merasa dia berubah suka menyembunyikan sesuatu’. Kata orang jatuh  cinta itu buta, makanya banyak konflik terjadi belakangan karena pacaran dan pernikahan itu benar-benar periode yang membuka mata.

Untuk yang sudah memahami dunia pikiran dan kata-kata positive dengan Hukum Tarik Menarik Semesta, mari kita pulihkan hubungan  dengan mulai kembali mengarahkan pikiran dan kata-kata sesuai dengan apa yang kita inginkan bukan sebaliknya. Karena prasangka buruk itu adalah pikiran negative, jika kita terus mengarahkan pikiran kita maka hal itulah yang akan terjadi.

Hidup adalah proyeksi dari pikiran dan perasaan kita.