Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengatasi Kebosanan dengan Healing

4 - Mengatasi kebosanan saat healing - Rubrik Power of Mind - Santy Sastra - Radar Bali - Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking

Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengatasi Kebosanan dengan Healing

Edisi Minggu, 25 September 2022


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


SETIAP orang pasti pernah mengalami perasaan  bosan meski durasinya berbeda-beda. Ada yang merasakan kebosanan hidup hanya beberapa jam, namun ada pula yang sampai jangka panjang.

Psikologis John Eastwood dari Universitas York di Ontario, Kanada mendefinisikan kebosanan sebagai "Keadaan yang tidak menyenangkan dari keinginan, tetapi tidak mampu, untuk terlibat dalam aktivitas yang memuaskan," muncul dari kegagalan di salah satu jaringan perhatian otak.

Merasa bosan sebenarnya adalah hal yang wajar, namun bukan berarti sesuatu yang sepele. Kendati demikian, kebosanan ini bisa menjadi kronis dan menyebabkan seseorang melampiaskannya terhadap hal-hal yang buruk, misalnya makan berlebihan, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, hingga perjudian.

Kebosanan dalam bekerja bahkan dapat menyebabkan kecelakaan serius bagi pengemudi truk, pekerja rumah sakit dan karyawan lain. 

Kebosanan mirip dengan kelelahan mental dan disebabkan oleh pengulangan dan kurangnya minat pada detail tugas seperti tugas yang membutuhkan perhatian terus menerus, menunggu di bandara, narapidana terkunci dalam sel.

Penyebab bosan ini dikarenakan pikiran yang monoton dan tidak melakukan kegiatan lain yang bisa menjadi selingan.

Penyebab bosan disebabkan karena seseorang mendapatkan tugas yang tidak sesuai kemampuannya, atau tugas yang kurang menantang.

Penyebab bosan juga disebabkan perpaduan faktor internal dan eksternal. Beberapa orang lebih mudah lekas bosan daripada yang lain. Orang yang sangat membutuhkan kekinian, kegembiraan, dan variasi berisiko mengalami kebosanan yang lebih tinggi.

Kebutuhan akan stimulasi eksternal menjelaskan mengapa ekstrovert cenderung sangat rentan terhadap kebosanan. Pencarian baru dan pengambilan risiko adalah c mengobati diri sendiri untuk menyembuhkan kebosanan mereka.

Penyebab bosan selanjutnya yaitu karena kesadaran emosional. Orang yang kurang kesadaran diri lebih mudah mengalami kebosanan. Seorang individu yang bosan tidak dapat mengartikulasikan apa yang dia inginkan .

Ketidakmampuan untuk mengetahui apa yang akan membuat seseorang bahagia dapat menyebabkan kebosanan yang lebih dalam. Tidak mengetahui apa yang dicari berarti  tidak memiliki kapasitas untuk memilih tujuan yang tepat untuk keterlibatan dengan dunia.

Solusinya adalah healing, yang bermakna adalah penyembuhan batin dengan memenuhi hormon bahagia yang dibutuhkan raga seperti rasa dicintai dan mencintai yaitu hormon endorphine, rasa dihargai dan menghargai yaitu hormon dopamine, kurangnya  pujian  berarti hormon serotonin yang tak muncul.  Ataupun kurangnya pelukan hangat orang-orang yang dikasihi bisa menjadi sebab berkurangnya hormon oksitosin dalam diri. Segera konsultasikan dengan hipnoterapis untuk mendapatkan healing yang tepat, mungkin pikiran bawah sadar yang lelah. (*)