Rubrik Power of Mind Radar Bali : Hentikan Menyakiti Diri dengan Hipnoterapi

1 - Hentikan Menyakiti Diri Sendiri Dengan Hipnoterapi - Rubrik Power of Mind - Santy Sastra - Radar Bali - Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking




Rubrik Power of Mind Radar Bali : Hentikan Menyakiti Diri dengan Hipnoterapi

Edisi Minggu, 14 Mei 2023


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


SELF harm adalah sebuah tindakan menyakiti diri sendiri untuk menghilangkan rasa frustasi, stres, dan berbagai macam emosi.

Self harm adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk menyakiti atau melukai dirinya sendiri. Perilaku ini termasuk ke dalam penyakit psikis dan perlu ditangani agar tidak memperparah keadaan.

Pelaku self harm paling sering adalah remaja dan dewasa muda, dengan faktor seperti sulit mengekspresikan emosi dan perasaan.

Tidak tahu ingin meluapkan rasa trauma, sakit, dan tekanan secara psikologis. Tidak memiliki solusi terhadap rasa kesepian, diabaikan, dan kebingungan yang mereka miliki

Tindakan Self Harm dengan memukul-mukul diri sendiri pada sebuah objek. Melukai bagian tubuh, menjadi luka atau memar. Menyakiti, memotong, atau menggores bagian kulit dengan pisau atau silet. Menarik atau menjambak rambut dengan keras.

Berdasarkan penelitian, alasan terbesar yang sering dikemukakan oleh anak dan remaja yang melakukan self-harm adalah bahwa perilaku tersebut dilakukan sebagai pengalih perhatian dari rasa sakit emosional yang intens.

Banyak remaja melakukan self harm yang kemudian dipamerkan ke media sosial. Mereka terjebak oleh rasa frustasi, dan rasa ingin menyerah untuk hidup. Mereka menyakiti diri sendiri dengan cara menyayat tangan dengan silet.

Menurut Healthline, 80% orang melakukan cutting sebagai tindakan self harm. Berdasarkan studi di tahun 2021, self harm paling banyak dilakukan oleh para remaja hingga dewasa muda di Indonesia yang berusia 12-19 tahun.

Sekali melakukan self harm, akan membuat para pelakunya kecanduan. Mereka beranggapan jika tindakan menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk meredakan perasaan negatif, serta menikmati rasa sakit seperti yang sedang mereka alami.

Menurut WHO, seseorang yang sering menyakiti diri sendiri memiliki tanda-tanda yang bisa dilihat, baik dari fisik maupun psikologis seperti terdapat luka sayatan di anggota tubuh tertentu, biasanya pada lengan.

Bersikap menutup diri di sekitar lingkungan social, kehilangan motivasi dan percaya diri, menjadi pertanda bahwa orang tersebut sedang tidak baik-baik saja.

Selain itu, pelaku self harm juga bisa meminta bantuan keluarga dan teman yang terpercaya jika sekiranya sulit menemukan bantuan profesional.

Olahraga seperti push up, sit up, dan boxing bisa mengembalikan energi dan meningkatkan kesenangan dalam hidup. Kemudian, menggenggam es batu atau bola bisa menjadi alternatif agar tidak melukai anggota tubuh atau menyayat lengan.

Selain hipnoterapi yang bisa dilakukan untuk mengobati self harm, sebagai perlindungan dari emosi yang tidak stabil, olahraga sangat direkomendasikan.

Kondisi ini tentunya dapat disembuhkan dengan cepat, jika pelaku benar-benar rutin konseling dan menata gaya hidup sehat secara fisik dan emosional.