Rubrik Power of Mind Radar Bali :Tingkatkan Hormon Bahagia

4 - Tingkatkan Hormon Bahagia - Rubrik Power of Mind - Santy Sastra - Radar Bali - Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking


Rubrik Power of Mind Radar Bali :Tingkatkan Hormon Bahagia

Edisi Minggu, 26 November 2023


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


HORMON kebahagiaan dalam tubuh meliputi dopamin, endorfin, oksitosin, dan serotonin.

Keempat hormon bahagia ini jumlahnya akan melonjak ketika manusia mengalami sesuatu yang menyenangkan, seperti saat tertawa karena sesuatu yang lucu atau saat jatuh cinta.

Manfaat hormon sangat banyak, diantaranya adalah memberikan kebahagiaan. 

Hormon kebahagiaan adalah senyawa kimia yang membuat manusia merasakan kegembiraan, suka cita, keceriaan, kesenangan, hingga bahkan ketentraman dalam menjalani keseharian.

Secara umum, ada empat senyawa kimia utama yang dapat mendorong semua emosi positif yang dirasakan ini, yaitu dopamin, oksitosin, serotonin, dan endorfin.

Masing-masing hormon bahagia ini ternyata juga memiliki fungsi dan efek yang berbeda dengan satu sama lain.

Hormon bahagia serotonin, oksitosin, dopamin, dan endorfin dihasilkan oleh sistem saraf pusat yang menjadi bagian dari sistem endokrin manusia.

Lebih tepatnya, hormon kebahagiaan dihasilkan di bagian hipotalamus otak. 

Hormon-hormon itu kemudian dikeluarkan melalui kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak untuk dialirkan ke seluruh tubuh lewat aliran darah.

Fungsi utama dari hormon kebahagiaan adalah untuk mengatur suasana hati dan menghasilkan perasaan yang positif.

Oleh karena itu, kadar hormon bahagia akan meningkat ketika mengalami sesuatu yang menyenangkan atau ketika terlibat dalam aktivitas yang bermanfaat.

Hal yang membuat  senang bisa mulai dari yang terkesan "remeh" seperti makan makanan enak atau mendengarkan musik favorit, sampai merasakan jatuh cinta, mendengar berita baik, dan menjadi seorang ibu.

Hormon dopamin berperan besar untuk mendukung kemampuan unik manusia dalam berpikir, belajar, merencanakan, dan mengekskusi suatu hal.

Dopamin adalah senyawa kimia (neurotransmitter) yang dikaitkan dengan perasaan senang dan puas.

Manusia termotivasi untuk bekerja keras, fokus, belajar, dan merasakan ketertarikan pada hal-hal yang dianggap menyenangkan.

Hormon endorfin adalah senyawa kimia (neurotransmitter) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari sebagai respons untuk meredakan nyeri atau stres. Dengan kata lain, endorfin merupakan pereda nyeri alami.

Endorfin bekerja pada reseptor opiat di otak kita untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesenangan, sehingga menghasilkan perasaan tenang dan tentram. Ini akan membantu kita untuk terus berfungsi meskipun sedang mengalami cedera atau stres.

Hormon endorfin utamanya dilepaskan sebagai respons terhadap rasa sakit atau stres, tetapi mereka juga dilepaskan selama aktivitas lain yang membuat senang, seperti makan, olahraga, atau seks.

Oksitosin adalah salah satu hormon kebahagiaan yang juga dikenal sebagai hormon cinta. Oksitosin berfungsi memengaruhi tingkah laku dan interaksi manusia yang berhubungan dengan perasaan cinta serta kasih sayang hingga keakraban dan keintiman dengan sesama makhluk hidup, seperti saat  jatuh cinta maupun saat berpelukan atau berhubungan seks dan orgasme.

Pada pria, oksitosin berperan untuk membantu produksi hormon testosteron di testis dan menggerakkan sperma.

Oksitosin diproduksi terutama di hipotalamus, untuk kemudian dilepaskan ke dalam darah melalui kelenjar pituitari atau ke bagian lain dari otak dan sumsum tulang belakang. 

Setelah oksitosin dilepas oleh otak, hormon ini akan mengikat reseptor oksitosin untuk mempengaruhi perilaku manusia.

Melansir Hormone Health Network, serotonin adalah hormon kunci untuk menciptakan kebahagiaan dan perasaan sejahtera sekaligus menstabilkan mood.

Ketika hormon serotonin dalam kadar normal,  akan merasa lebih bahagia, lebih tenang, lebih fokus, tidak gampang cemas, dan menjadi lebih stabil secara emosional.

Serotonin diproduksi di sistem saraf pusat otak. Namun,sebagian besarnya justru dihasilkan di sistem pencernaan.

Serotonin juga ditemukan dalam trombosit darah.