Rubrik Power of Mind Radar Bali : Fomo, Memahami Penyebab dan Strategi Mengatasinya dengan Bijak
Edisi Minggu, 29 Juni 2025
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
FOMO (Fear of Missing Out) adalah rasa cemas atau takut karena merasa ketinggalan sesuatu yang menarik atau penting, seperti tren, informasi, atau aktivitas sosial. FOMO sering dialami karena perbandingan dengan orang lain di media sosial, yang bisa memicu perasaan tidak puas atau cemas karena merasa tertinggal.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab utama munculnya FOMO, terutama di era digital seperti sekarang. Media sosial memegang peran besar dalam meningkatkan perasaan FOMO. Dengan mudahnya kita melihat foto teman sedang berlibur, prestasi orang lain, atau tren terbaru, sehingga kita sering kali merasa ketinggalan jika tidak ikut serta. Terlebih lagi algoritma media sosial dirancang untuk terus menampilkan konten yang menarik perhatian, sehingga makin sulit bagi kita untuk melepaskan diri dari perasaan takut ketinggalan.
FOMO juga muncul ketika seseorang merasa akan kehilangan peluang penting, seperti tawaran pekerjaan, kesempatanbelajar, atau bahkan momen bersama teman-teman. Ketakutan ini sering kali membuat seseorang mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan dengan matang, hanya karena tidak ingin merasa tertinggal.
Lingkungan sosial kita, baik di dunia nyata maupun di media sosial, juga berpengaruh terhadap munculnya FOMO. Ketika orang-orang di sekitar kita mengikuti suatu tren, kita merasa ada tekanan untuk melakukan hal yang sama agar tidak dianggap ketinggalan atau tidak relevan.
Ketika selalu merasa ada hal lain yang lebih menarik di luar sana, fokus pada kegiatan sendiri menjadi sulit. Seringkali memikirkan apa yang dilakukan orang lain, sehingga sulit menikmati momen yang sedang berlangsung.
Ciri khas lain dari FOMO adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Hidup terasa kurang sempurna jika dibandingkan dengan apa yang ditampilkan orang lain di media sosial, padahal setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda.
FOMO juga bisa dipicu oleh kurangnya rasa percaya diri. Ketika seseorang merasa tidak percaya pada kemampuannya sendiri, mereka cenderung mencari validasi dari lingkungan sosialnya. Hal ini membuat mereka mudah merasa cemas atau takut ketinggalan jika tidak terlibat dalam suatu aktivitas atau tren.
Langkah yang bisa dilakukan adalah mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial. Cobalah untuk menetapkan batasan waktu, misalnya hanya memeriksa media sosial selama 30 menit sehari. Dengan demikian, tidak akan terlalu terpengaruh oleh kehidupan orang lain yang tampak sempurna di dunia maya.
Pastikan juga menjalin hubungan yang kuat di dunia nyata. Meskipun media sosial memudahkan kita terhubung dengan banyak orang, hubungan yang nyata dan dekat dengan orang-orang di sekitar jauh lebih berarti dan bisa membantu mengatasi FOMO.
Fokuslah pada diri sendiri dan syukuri pencapaian yang sudah diraih. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dan penting untuk menghargai apa yang sudah dicapai.
Tentukan apa yang benar-benar penting dalam hidup . Dengan menetapkan prioritas yang jelas, akan lebih mudah menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan hidup dan mengurangi rasa takut ketinggalan.
Penting untuk selalu ingat bahwa hidup bukanlah kompetisi, dan setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda.