Rubrik Power of Mind Radar Bali : Seni Bertahan dalam Konflik
Edisi Minggu, 17 Agustus 2025
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
KONFLIK seperti halnya pasang surut ombak di lautan, adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Di dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan sosial, bahkan dalam skala global, konflik hadir sebagai realitas yang tak terhindarkan.
Namun, alih-alih melihat konflik sebagai ancaman, kita dapat mentransformasikannya menjadi peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Manajemen konflik, sebuah seni dalam menavigasi perbedaan dan mencapai harmoni, menjadi kunci untuk membuka potensi positif dari setiap perselisihan.
Manajemen konflik bukan sekadar menghindari perselisihan, melainkan tentang bagaimana kita merespons dan mengelola perbedaan dengan cara yang konstruktif. Ini melibatkan proses pemahaman, komunikasi, dan kolaborasi untuk menemukan solusi yang memuaskan semua pihak. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa konflik tidak selalu negatif. Justru, konflik dapat menjadi katalisator untuk perubahan positif, mendorong inovasi, dan meningkatkan efektivitas.
Seni bertahan dalam konflik, atau resolusi konflik, adalah kemampuan untuk mengelola dan menyelesaikan perselisihan dengan cara yang konstruktif, bukan destruktif. Ini melibatkan berbagai keterampilan dan strategi untuk memahami, berkomunikasi, dan menemukan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.
Beberapa aspek penting dalam seni bertahan dalam konflik yang harus dimilik terutama adalah keterampilan berKomunikasi, yaitu kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, menyampaikan pendapat dengan jelas dan hormat, serta memahami perspektif orang lain sangat penting.
Selain itu harus memiliki kecerdasan emosional, yakni memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu merespons dengan tenang dan bijaksana, membantu mencegah eskalasi konflik.
Harus pula mempunyai kemampuan memecahkan masalah, seperti mencari solusi kreatif dan kompromi yang memenuhi kebutuhan semua pihak yang terlibat, bukan hanya memenangkan satu pihak.
Dan yang tak kalah penting nya adalah memiliki empati , dengan memahami sudut pandang orang lain, merasakan apa yang mereka rasakan, dan mempertimbangkan perasaan mereka dalam proses resolusi.
Kemampuan negosiasi juga mutlak diperlukan yaitu harus berusaha untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak.
Kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi konflik dengan kepala dingin, menghindari reaksi emosional yang berlebihan, dan memberikan waktu untuk berpikir jernih.
Selalu minta maaf dan menebus kesalahan jika bersalah, mengakui kesalahan dan berusaha memperbaiki keadaan sangat penting untuk menjaga hubungan baik.
Jika konflik sulit diselesaikan secara langsung, jangan segan untuk meminta bantuan pihak ketiga yang netral agar jangan sampai mengganggu ketentraman dan kenyamanan mental kita yang berakibat dengan ketidak bahagian hidup kita.