Rubrik Power of Mind Radar Bali : Pahami dan Ikhlaskan Kekecewaan
Edisi Minggu, 4 Juni 2023
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
KEKECEWAAN adalah perasaan tidak bahagia, tidak nyaman, dan tidak menyenangkan saat seseorang atau sesuatu ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Ketika seseorang merasa tidak bahagia karena harapan dan ekspektasi tidak terpenuhi, maka akan mengalami perasaan sedih atau kecewa.
Kekecewaan dan rasa kecewa sebetulnya tidak selalu berdampak buruk selama mampu mengelolanya. Kekecewaan justru bisa menjadi alarm yang memberitahu bahwa ada sesuatu yang salah, yang tentunya harus diperbaiki.
Kekecewaan juga mengajarkan diri untuk lebih berhati-hati dalam mengambil langkah ke depan agar tidak mengalami hal yang sama.
Meskipun terasa berat, nyatanya mengikhlaskan kekecewaan bisa dimulai dengan melakukan atau mempraktikkan self-forgiveness atau memaafkan diri.
Menurut Enright and the Human Development Study Group (1996), self-forgiveness secara psikologis, adalah keinginan untuk melepaskan rasa benci terhadap diri sendiri.
Terutama ketika merasa kecewa pada diri sendiri, seringkali sulit rasanya untuk bangkit dan memaafkan diri dari tindakan yang dirasa seharusnya tidak dilakukan.
Self-forgiveness membantu dalam mengidentifikasi sumber kekecewaan dan menghindarkan dari perilaku yang melihat diri sebagai korban, bahkan melihat diri sebagai seorang survivor atau penyintas.
Self-forgiveness juga membantu untuk bisa bangkit kembali dari kekecewaan hingga akhirnya lebih mudah bahagia dan lebih jelas dalam menentukan tujuan, visi, dan misi hidup.
Berikan waktu bagi diri untuk memproses apa yang telah terjadi, termasuk perasaan duka dan memikirkan mengapa rasa kecewa itu muncul.
Ketika sudah memahami kenapa kekecawaan itu terjadi, diri dapat lebih siap untuk mengelola perasaan, maupun melihat kekecewaan itu dari sudut pandang yang lebih rasional.
Mengakui perasaan kecewa yang muncul adalah langkah awal yang baik untuk mengatasi kecewa. Semakin melawannya, semakin lama pula dapat melepaskan diri dari rasa kecewa tersebut.
Support dari orang terdekat dapat membuat perasaan lebih baik. Mungkin saja juga bisa mendapat perspektif baru untuk mengelola rasa kecewa.
Jika bisa mengatur ekspektasi kembali, maka move on akan terasa mudah dan perlahan terlepas dari rasa kecewa.
jangan terlalu lama memberikan perhatian untuk perasaan negatif, lihatlah kekecewaan sebagai pelajaran dalam hidup dan untuk menimbang apa yang bisa dilakukan dengan lebih baik kedepannya.
Berusaha untuk memfokuskan diri pada hal yang positif untuk melepaskannya, dengan melatihnya memperlakukan diri dengan lebih baik, memberi afirmasi positif atau menghabiskan waktu dengan orang-orang yang positif.