Rubrik Power of Mind Radar Bali : Mengalah Tidak Selalu Baik
Edisi Minggu, 24 September 2023
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
SETIAP manusia selalu dituntut untuk berbuat baik kepada sesama. Saling menjaga perkataan dan perbuatan agar tidak menyakiti orang lain. Juga menjaga sikap agar tidak menuruti ego diri dan melupakan orang lain. Salah satu yang seringkali diajarkan bahkan mungkin sudah menjadi kebiasaan hingga dewasa adalah mengalah.
Tidak sedikit yang terbiasa mengalah akan sesuatu yang sebenarnya sangat DIinginkan. Banyak juga yang terlalu sering menahan diri untuk hal yang didambakan. Sebab harus mengalah demi orang lain.
Tapi nyatanya mengalah tak selalu baik untuk diri sendiri. Meski tujuan di awal hanya menghindari konflik yang tidak diinginkan. Terlalu sering mengalah juga membawa dampak buruk bagi diri yang banyak menahan diri dari ini dan itu.
Mengalah mungkin baik jika memang tidak berlebihan. Berkewajiban untuk membahagiakan orang lain. Setidaknya tidak melukai mereka dengan memaksakan kehendak diri sendiri. Lebih banyak mendengar sampai berusaha memenuhi keinginan orang lain. Namun lupa jika diri sendiri pun ingin didengar dan diperlakukan sama.
Awalnya bisa bilang baik-baik saja. Tidak merasa terluka apalagi merasa ingin memberontak. Hanya saja ego pun ingin diperhatikan. Merasa tidak pernah didengar, apalagi diperlakukan baik layaknya memperlakukan orang lain.
Terlalu sering mengalah membuat sulit merasakan perhatian orang lain. Hanya ingin memperhatikan tapi tidak merasakan hal yang sama dari mereka. Akibatnya merasa tidak puas sekalipun mereka sudah memperlakukan sebaik-baiknya.
Terlalu sering memperhatikan orang lain membuat lupa dengan perasaan diri sendiri. Terlalu peka dengan mereka yang berada di sekitar kita. Rasa empati membuat diri mampu bersikap baik terhadap orang lain.
Tapi lupa dengan diri sendiri, terkadang merasa tidak penting memperhatikan diri sendiri dan ingin selalu mengalah demi orang lain.
Sikap baik memang layak ditiru. Tapi bukankah manusia biasa yang tetap membutuhkan perhatian dan rasa dicintai oleh orang lain.
Yang benar adalah saat ingin orang lain memperlakukan sama dengan apa yang diberikan. Diri pun harus lebih peka terhadap kebutuhan sendiri. Jangan merasa cukup lalu melebih-lebihkan orang lain, dan mengabaikan diri sendiri.
Meski menurut penelitian Psikolog klinis dari Ciputra Medical Center dan Smart Mind Center Frisca Melissa Iskandar, menjelaskan bahwa perempuan memiliki kecenderungan naluriah untuk mengutamakan kepentingan orang lain, khususnya kepentingan keluarga.
Memang mengalah bukan berarti kalah tetapi yang harus diingat bahwa kebahagiaan diri kita lah yang harus diutamakan, baru orang lain.