Rubrik Power of Mind Radar Bali : Curiga Berlebih , Mental Tidak Sehat

2 - Curiga Berlebih, Mental Tidak Sehat - Rubrik Power of Mind - Santy Sastra - Radar Bali - Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking


Rubrik Power of Mind Radar Bali : Curiga Berlebih , Mental Tidak Sehat

Edisi Minggu, 11 Februari 2024


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


Cemas dan curiga merupakan hal wajar yang sering dialami oleh seseorang apabila bertemu dengan orang baru, tetapi sebaiknya perhatikan kondisi curiga yang berlebihan.

Kondisi curiga yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan mental, seperti gangguan paranoid.

Selain memiliki rasa curiga yang berlebihan, gangguan paranoid juga ditandai dengan pola pikir yang berbeda dari banyak orang.

Selain dapat menurunkan kualitas hidup pengidapnya, kondisi paranoid juga dapat menyebabkan hubungan sosial pengidap menjadi terganggu.

Pengidap paranoid akan mengalami kesulitan membangun hubungan romantis maupun hubungan di kantor dan lingkungan.

Gangguan paranoid merupakan salah satu gangguan psikologis di mana pengidapnya akan memiliki rasa curiga yang berlebih yang disertai dengan rasa takut.

Biasanya, seseorang yang mengalami gangguan paranoid akan memiliki kesulitan untuk percaya pada orang lain. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki pola pikir yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang lain.

Melansir Cleveland Clinic, penyebab pasti dari gangguan paranoid sebenarnya belum diketahui, namun, kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor pemicu.

Seseorang dengan kondisi skizofrenia atau gangguan delusi, ternyata lebih berisiko alami paranoid dibandingkan yang kondisi kesehatan mentalnya dalam optimal.

Tidak hanya itu, stres yang menyebabkan trauma psikologis, baik pada orang dewasa maupun anak-anak juga meningkatkan risiko gangguan paranoid.

Ciri khas dari gangguan paranoid adalah munculnya rasa curiga yang berlebih sehingga meragukan komitmen maupun kepercayaan orang lain.

Selain itu, pengidap gangguan ini tidak akan mau bersikap terbuka pada orang lain, sulit memaafkan orang lain, pendendam, sensitif, tidak dapat menerima masukan atau kritikan, acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap orang lain, serta antisosial.

Pengidap gangguan paranoid mengalami kesulitan saat bekerja sama dengan orang lain, cepat marah, keras kepala, dan selalu merasa paling benar.

Meskipun umumnya gejala paranoid sering muncul pada saat remaja, tetapi tidak menutup kemungkinan gejala dapat dialami sejak anak-anak.

Meskipun gangguan paranoid menjadi salah satu gangguan kesehatan mental yang cukup umum dialami, tetapi kondisi ini sebaiknya segera diatasi.

Hipnoterapi  menjadi salah satu penanganan yang tepat untuk mengatasi kondisi paranoid. Dengan cara mencari akar permasalahan dalam pikiran bawah sadar dan merubah cara pikir menjadi positive.