Rubrik Power of Mind Radar Bali : Seimbangkan Energi Maskulin dan Energi Feminin
Edisi Minggu, 20 Oktober 2024
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
ENERGI maskulin tanpa energi feminin tidaklah lengkap. Begitu pula sebaliknya. Ketika energi maskulin terlalu dominan, seseorang mungkin tidak merasa dihargai, diperhatikan, atau diapresiasi. Akan merasa lelah, stres, terlalu banyak bekerja, dan tidak dicintai. Tidak ada gunanya jika masyarakat mendorong hal ini dengan menghargai cara hidup yang maskulin dan didorong oleh ego.
Setiap orang dilahirkan dengan kedua energi universal ini. Manusia mengasosiasikan Yin dengan feminin. Yang dengan maskulin. Maskulin sering dianggap buruk dan feminin dianggap baik. Padahal sebenarnya tidak ada yang baik atau buruk.
Energi feminin membuat kita lebih lembut, lebih ramah, lebih baik hati, lebih peduli, lebih penyayang, dan lebih penuh kasih, Ketika merangkul sisi feminin, memelihara kualitas seperti intuisi, kreativitas, kasih sayang, pengertian. Ada perasaan reseptif dan terbuka dalam jenis energi ini. Energi ini cepat dan berenergi.
Sebenarnya energi maskulin tidak ada apa-apanya dengan energi feminin. Satu contoh dalam hal pembuahan di dalam rahim. Pria hanya menyumbang satu sel sperma, sedangkan wanita menyumbangkan rahim, merawat janin, bahkan melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak.
Namun, budaya yang menempatkan wanita sebagai posisi yang lemah membuat wanita cenderung memilih figur-figur maskulin sebagai panutan
Agar dapat melanjutkan kehidupan dengan energi feminin dan energi maskulin yang berjalan seimbang, ada beberapa hal yang bisa di lakukan
Dalam kehidupan yang semakin sibuk, semakin cepat, semakin keras, justru harus lebih banyak berhenti. Berhenti dalam arti memberi waktu untuk melakukan konektivitas dengan dirisendiri.
Hening beberapa saat untuk istirahat di sela-sela kesibukan bisa di lakukan untuk membuat tubuh dan jiwa mengalami relaksasi.
Kenali berbagai rasa yang mungkin dilupakan seiring dengan kesibukan. Coba ingat kembali perasaan-perasaan terdalam dalam diri. Suatu ketika akan benar-benar mampu membedakan antara harapan, kekecewaan, kebahagiaan, ataupun kedukaan.
Saat rasa-rasa terdalam itu bisa diresapi dan bedakan, Maka akan menemukan sesuatu bernama intuisi. Mengenali intuisi dalam diri bisa membantu untuk mengambil sebuah keputusan baru dalam hidup, atau membuat kreativitas baru yang mungkin bisa mengubah hidup kita.
Belajarlah untuk hidup otentik. Hidup otentik berarti jujur. Sering-seringlah melakukan komunikasi dengan diri sendiri untuk mengetahui apa yang benar-benar dirasakan.
Belajar untuk hidup jujur dengan apa yang dirasakan sehingga bisa menjalankan berbagai peran tanpa harus kehilangan diri sendiri.
Keseimbangan sejati dalam diri terjadi ketika energi feminin dan maskulin bekerja harmonis. Feminin bukan berarti lemah, dan maskulin bukan sekadar kekuatan. Ketika bisa menyatukan keduanya, kita menciptakan keseimbangan yang kuat, yang membuat kita lebih selaras dengan diri sendiri dan dunia di sekitar.