Rubrik Power of Mind Radar Bali : Stoikisme aliran filsafat pengendali diri dan pencegah depresi
Edisi Minggu, 24 Agustus 2025
Ditulis Oleh :
Santy Sastra (@santysastra)
Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI
Indonesia's Mindset Motivator
STOIKISME adalah salah satu aliran filsafat yang banyak mengajarkan mengenai kendali diri. Dengan memahami prinsip ini, kita dapat mengubah perspektif tentang hidup dan menjadi lebih mampu menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih bijaksana dan tenang.
Stoikisme berasal dari bahasa Yunani “stoikos” atau stoa. Istilah ini merujuk pada Stoa Poikile, sebuah “sekolah filsafat” di Athena, Yunani, tempat Zeno, filsuf terkemuka dari Citium memberikan pengaruh besar bagi peradaban sekitar tahun 301 SM.
Kunci untuk mencapai kebahagiaan, kekuatan diri, dan kebijaksanaan sebenarnya terletak pada kemampuan kita untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang berada di dalam kendali diri kita, bukannya terjebak dalam kecemasan terhadap hal-hal yang tidak dapat dikendalikan.
Dalam pandangan stoikisme, pentingnya fokus pada apa yang dapat kita kontrol adalah fondasi dari kebijaksanaan dan ketenangan batin. Sebab, meskipun kita tidak dapat mengendalikan peristiwa eksternal atau menghindari ketidakpastian, kita memiliki kendali penuh atas bagaimana kita meresponsnya.
Manfaat yang bisa didapatkan dari prinsip stoikisme dalam menjalankan hidup di tengah gempuran transformasi teknologi yang cepat dan massif, menekankan pentingnya mengelola reaksi emosional kita terhadap peristiwa-peristiwa yang berada di luar kendali kita.
Sebagai contoh, ketika kita menerima berita buruk atau menghadapi situasi sulit, kita diajak untuk mengendalikan respons emosional diri, sehingga kita dapat menjaga ketenangan dan menghindari terjerumus dalam perasaan negatif yang dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan fisik.
Stoikisme mendorong kita untuk secara teratur merenungkan tindakan dan perilaku kita sehari-hari. Dengan menerapkan prinsip ini, kita akan mampu membuat keputusan yang lebih bijaksana dan memahami bagaimana tindakan yang bisa memengaruhi diri kita sendiri dan orang lain.
Stoikisme mengajarkan kita untuk membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita (seperti sikap dan tindakan kita) dan hal-hal yang berada di luar kendali kita (seperti tindakan orang lain atau perubahan tak terduga).
Niscaya, prinsip ini dapat membantu kita untuk tidak terlalu terbebani oleh kekhawatiran terhadap hal-hal yang tidak dapat kita kontrol, sehingga kita dapat lebih fokus dan efektif dalam mengelola aspek-aspek yang dapat kita pengaruhi.
Stoikisme mengajarkan pentingnya berempati terhadap orang lain dan melihat kemanusiaan dengan lebih purna. Prinsip ini dapat membantu kita untuk menjadi lebih baik dalam mendukung dan memahami pengalaman orang lain.
Saat kita mempraktikkan empati dan kepedulian, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih positif dengan orang-orang di sekitar kita.
Stoikisme nyata memberikan kedamaian dan ketenangan dalam hidup, memberikan mereka panduan untuk mengatasi kecemasan, stres, dan ketidakpastian.
Dengan kata lain, stoikisme dapat menjadi pencerahan dalam dunia yang tidak pernah berhenti berputar, menawarkan landasan yang kuat untuk mencapai kesejahteraan dan kedamaian dalam kehidupan yang dinamis.