Rubrik Power of Mind Radar Bali : Midlife Crisis, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Santy Sastra, Rubrik Power of Mind Radar Bali : Midlife Crisis, Penyebab, dan Cara Menghadapinya


Rubrik Power of Mind Radar Bali : Midlife Crisis, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Edisi Minggu, 12 Oktober 2025


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


KRISIS  paruh baya atau midlife crisis adalah kondisi mental yang kerap dialami seseorang ketika memasuki usia 40–50 tahun yang ditandai dengan perasaan khawatir dan takut dengan kenyataan bahwa hidup mereka sudah semakin mendekati masa tua.

Agar tidak memengaruhi kualitas hidup, penting untuk menghadapi midlife crisis sebaik mungkin, seperti dengan memanfaatkan waktu untuk menyenangkan diri sendiri atau merencanakan hidup secara bertahap.

Krisis paruh baya dapat menyebabkan pergeseran identitas, penurunan kepercayaan diri, perubahan suasana hati, perubahan perilaku dan emosi. Kondisi ini mungkin terjadi karena penuaan menyebabkan perasaan depresi, penyesalan, dan kecemasan.

Dikutip dari Help Guide, mereka yang mengalami krisis paruh baya mungkin mengalami fase perenungan mendalam. Seperti merenungi potensi hilangnya pekerjaan dan hubungan dengan orang lain. Perilaku ini dapat menyebabkan ketidakbahagiaan mendalam dan pengabaian terhadap aspek positif dalam diri.

Orang dengan krisis paruh baya sering mengalami bosan dan lelah terhadap rutinitas sehari-hari. Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu untuk melamun dan sulit fokus terhadap apa yang ada di depannya.

Keputusan-keputusan dan penyesalan di masalalu dapat memicu amarah secara tiba-tiba. Pengidap krisis paruh baya dapat merasa kesal tiba-tiba terhadap pasangannya, orang terdekat, teman dan hal-hal kecil.

Alih-alih berfokus pada hal-hal positif yang dijalani saat ini, orang dengan krisis paruh baya justru mengidealkan gaya hidupnya di masa lalu. Mereka mungkin mengenang bentuk tubuh ketika muda, luasnya lingkup pergaulan, dan lain-lain.

Mereka yang mengalami krisis paruh baya dapat mengembangkan perilaku impulsif berupa kecanduan merokok, alkohol sampai narkotika. Beberapa orang lainnya mungkin menjadi lebih sering mengonsumsi makanan secara berlebihan saat sedang bosan atau stress.

Beberapa orang dengan krisis paruh baya mengalami lonjakan hasrat seksual, sementara yang lain mengalami penurunan minat terhadap seks. Mereka juga dapat mengembangkan perilaku perselingkuhan karena terus mempertanyakan hubungannya dengan pasangannya.

Orang dengan krisis paruh baya mungkin secara tiba-tiba merasa termotivasi untuk melakukan perubahan dalam hidup, seperti pindah ke tempat baru, membeli rumah baru, dan lain-lain. Namun, di sisi lain mereka merasa kurang motivasi untuk mencapai tujuannya dan mempertanyakan tujuan hidupnya.

Pada dasarnya, midlife crisis adalah kondisi yang mampu memberikan pengaruh baik pada masing-masing individu jika ditanggapi secara positif. Sebab, kondisi ini dapat mendorong seseorang untuk merencanakan kehidupan ke depannya agar menjadi lebih baik lagi.

Namun, apabila tidak dihadapi dengan bijak, midlife crisis justru bisa memengaruhi kualitas hidup hingga menyebabkan berbagai gangguan kesehatan mental, seperti stres dan depresi

Midlife crisis adalah kondisi yang perlu ditangani dengan tepat agar tidak memengaruhi kualitas hidup. Bila  merasa kesulitan untuk mengatasi midlife crisis, segera konsultasikan hal tersebut dengan hipnoterapis yang dipercaya.

 

Terbaru