Rubrik Power of Mind Radar Bali : Fenomena Tall Poppy Syndrome

Rubrik Power of Mind Radar Bali : Fenomena Tall  Poppy  Syndrome


Rubrik Power of Mind Radar Bali : Fenomena Tall  Poppy  Syndrome

Edisi Minggu, 21 Desember 2025


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


TALL Poppy Syndrome diilhami dari sebuah cerita tentang Raja Tarquin yang Pongah (Tarquin the Proud), tiran Romawi kuno, oleh sejarawan Livy. Pada suatu ketika, dia kedatangan utusan dari anaknya Sextus Tarquinius yang meminta petunjuk kepadanya berkenaan dengan tugasnya sebagai penguasa tunggal di Gabii.

Tarquin tidak berkata apa-apa, tapi pergi ke kebunnya dan memotong kepala semua bunga poppy tertinggi dengan pedangnya. Sextus menganggap hal itu berarti dia harus menghancurkan bangsawan terkemuka yang menonjol di kota itu, dan dia melakukannya untuk mengamankan kedudukannya

Tall Poppy Syndrome berasal dari gagasan, ketika bunga tertentu tumbuh melampaui yang lain, bunga tersebut kemudian ditebang untuk dibuat tampilan seragam dan semua bunganya berada pada level yang sama saat itu juga. Secara gamblang, Tall Poppy Syndrome terjadi ketika kesuksesan seseorang menyebabkan mereka diserang, dibenci, atau dikritik.

Banyak cara yang dilakukan orang dengan Tall Poppy Syndrome ini yaitu; menjatuhkan orang lain dengan cara merendahkan prestasinya, bahkan memberi kesan, mereka tidak layak mendapat perhatian. Hal ini tentunya tidaklah baik, karena dapat membuat seseorang patah semangat untuk mencapai prestasi di masa depan karena akan menarik lebih banyak perhatian.

Tall Poppy Syndrome dapat muncul dalam berbagai macam lingkungan, baik di lingkungan kerja, keluarga, sekolah, dan lainnya. Singkatnya, ada opihak yang berusaha mengambil keuntungan dengan cara merendahkan atau menjatuhkan orang lain agar ia yang selama ini tenggelam oleh prestasi orang lain, bisa 'terlihat'.

Tall Poppy Syndrome justru menghambat produktivitas, dan dapat menurunkan pencapaian secara keseluruhan di lingkungan kerja.

Tall poppy dalam peradaban manusia seringkali menimbulkan rasa iri dan dengki. Mereka yang sangat menonjol prestasinya,  baik secara intelektualitas, kekayaan, ataupun bakat, sesungguhnya merupakan aset yang bernilai bagi masyarakat atau negara.

Seorang yang menjadi korban dari Tall Poppy Syndrome, tentunya mengalami kerugian secara fisik maupun mental. Ada beberapa gejala yang bisa terdampak dalam jangka Panjang, di antaranya adalah, hilangnya rasa percaya diri secara umum, perilaku yang tidak terkendali, penyalahgunaan zat, insomnia dab gejala fisik, seperti sakit kepala atau masalah pencernaan, kecemasan, depresi serta masalah hubungan.

Cara mengatasi Tall Poppy Syndrome, pertama-tama sadarilah, ini bukan tentang diri Kita. Kita tidak bertanggung jawab untuk meringankan penderitaan orang lain, dan hanya merekalah yang dapat melakukannya.

Jangan pedulikan omongan orang-orang tall poppy syndrome ini. Tetap Fokus pada alasan internal untuk melakukan yang terbaik. Tetapkan dan pertahankan batasan yang baik untuk diri  sendiri, dan pahami kebutuhan dan ketahui batasan diri.

Cari lingkungan yang suportif. Beralih ke orang-orang dan aktivitas yang mendukung dan memberi energi. Saat menyadari diri kita merasa terpicu atau lelah, carilah orang dan aktivitas yang dapat membuat Kita merasa lebih bersemangat dalam hidup.

Terbaru