Rubrik Power of Mind Radar Bali : Bahagia Tanpa Syarat Jika dan Tapi..

5. Bahagia Tanpa Syarat Jika Dan Tapi - Radar Bali Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking - Rubrik The Power of Mind

Rubrik Power of Mind Radar Bali : Bahagia Tanpa Syarat Jika dan Tapi..

Edisi Minggu, 28 Maret 2021


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


Bahagia itu seperti mengejar kupu-kupu, semakin dikejar maka kupu-kupu semakin menjauh, tetapi saat kita diam dan hanya memandang maka kupu-kupupun menjadi tetap dan tidak terbang. Yang dibutuhkan hanyalah suatu sikap sabar dan percaya bahwa kupu-kupu itu akan datang dengan sendirinya 

Seperti itulah illustrasi tentang bagaimana manusia mencari kebahagiaan. Karena sebenarnya jika ingin bahagia sangatah sederhana. Bahagia itu tak bersyarat jika bersyarat maka bahagia itu semu dan terbatas.

Seperti halnya saat kami mengadakan pelatihan “The Power Of Mind” Minggu lalu, tanggal 21 Maret 2021, satu persatu peserta menyampaikan maksud dan tujuannya mengikuti pelatihan tersebut.

Si A mengatakan bahwa Ia merasa tidak bahagia karena suaminya tidak pernah ikut berfikir untuk membantu ide-idenya, kemudian Si B mengatakan bahwa Ia ingin mengikhlaskan kepergian istrinya yang telah berpulang sekitar enam bulan yang lalu, lanjut dengan Si C yang mengatakan bahwa ia ingin bangkit lagi setelah mengalami kegagalan berumah tangga dengan suaminya dulu.

Hampir seluruh orang di dunia ini mencari sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Dan banyak dari mereka yang menuntut banyak syarat dalam kebahagiaan itu atau dengan kata lain sering terdengar kata-kata seperti ini, bahwa saya akan bahagia kalau memiliki ini, saya bahagia jika saya begini atau begitu. Saya sebenarnya bahagia tapi saya tidak memiliki anak, saya bahagia tapi suami saya tidak mau menuruti kata-kata saya dan lain sebagainya.

Semua itu seakan-akan mengerucutkan kebahagiaan itu akan didapat  dengan kata jika atau dengan tapi.   Apakah benar apabila kebahagiaan itu tercipta dari sebuah kata di balik kata jika atau tanpa tapi ? Jika benar, maka tidak mengherankan apabila didunia yang luas ini, masih banyak dijumpai orang yang patah semangat, putus asa dan menyerah. Alasannya jelas karena kebahagiaan mereka berasal dari persyaratan.

Kebahagiaan yang berasal dari banyak syarat, hanya akan membuat orang putus asa. Alasanya karena kebahagiaan itu bukan berasal dari dalam diri manusia, namun hanya berasal dari kulitnya saja. Maka tidak mengherankan apabila kebahagiaan bersyarat ini tidak memiliki daya tahan yang lama dalam diri manusia. 

Sebagai contoh seseorang yang mengsyaratkan dirinya bahagia apabila mempunyai mobil mewah. Setelah mobil itu didapatkan kebahagiaan pun muncul, lalu lama kelamaan kebahagiaan yang diidam-idamkan itu akan memudar dan menghilang karena termakan oleh rasa kebosanan. Sifat bosan inilah yang akan mengikis rasa kebahagian jika kebahagiaan itu bukan berasal dari dalam diri.

Dunia ini diciptakan bukan untuk menuruti setiap kehendak diri seseorang maupun diri orang lain. Melainkan dunia ini diciptakan untuk menuruti keinginan semua, dan hal itu terjadi secara sinergi dan seimbang. Sehingga seseorang tidak bisa meminta sesuatu pada dunia secara egois atau atas dasar dirinya sendiri. Oleh karena perlu suatu sikap menerima akan segala hal yang terjadi. Karena semua yang terjadi di dunia ini sudah disesuaikan dengan aturan semesta dan keseimbangannya.

Inilah hakikat dari kebahagiaan itu sendiri, dimana kita tidak perlu mencari dan mengadakannya dengan berbagai hal. Cukup dengan sadar bahwa sebenarnya kebahagiaan itu sudah kita miliki dan setelah itu tinggal kita sadari saja.

“ Mencintai tanpa tapi, bahagia tanpa tapi, memaafkan tanpa tapi, semuanya tanpa tapi dan jika, itulah keikhlasan dan bahagia sempurna”