Rubrik Power of Mind Radar Bali : Ego Bisa Teratasi Melalui Hipnoterapi

3 - Ego bisa teratasi dengan hipnoterapi - Rubrik Power of Mind - Santy Sastra - Radar Bali - Jawa Pos - Santy Sastra Public Speaking


Rubrik Power of Mind Radar Bali : Ego Bisa  Teratasi Melalui Hipnoterapi

Edisi Minggu, 20 Maret 2022


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator 


SIGMUN Freud, psikolog kenamaan itu berujar, ‘’kepribadian manusia terdiri  tiga komponen utama: identitas, ego dan superego’’. Sederhananya, ego adalah bagian dari identitas yang dibangun sendiri.

Semua keyakinan yang dipegang teguh seputar prinsip, aspek kepribadian, bakat, hingga keterampilan atau kemampuan, turut membangun ego. 

Itu sebabnya ego seringkali dikaitkan dengan rasa percaya diri atau harga diri. Ego adalah bagian diri yang bertujuan untuk mencari persetujuan dari orang sekitar.

Ego membantu membentuk citra diri sendiri. Citra diri dibentuk ketika seseorang memiliki gagasan tentang suatu aspek diri yang juga disetujui. Misalnya, “Saya tidak pandai matematika”, “Saya pintar”, “Tidak ada yang menyukaiku” atau “Aku lebih baik daripada kamu”.

Dengan mempercayai hal tersebut,  mencerminkan gagasan tersebut dalam segala tindak-tanduk sehari-hari sehingga memang tampak tidak pandai matematika, padahal pada kenyataannya, mungkin tidak demikian.

Ego bisa dikatakan sebagai lapisan kulit perlindungan terluar yang  dibangun selama ini. 

Ego selalu fokus pada kepentingan mengutamakan diri sendiri dan tidak peduli pada realita yang dimiliki orang lain.

Ego bermain dalam pikiran, ketika terjadi suatu masalah, orang lainlah yang harus disalahkan, sedangkan diri sendiri selalu dalam posisi yang benar.

Pada dasarnya ego tidak selalu negative, karena ego bisa menjadi  hal yang positif jika  tahu cara mengendalikannya. 

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak menempatkan ego di atas segalanya adalah orang yang paling bahagia.

Ego tidak peduli dengan proses,  saat berhasil yang diinginkan dan jauh mengungguli yang lain, maka ego sudah bisa terpuaskan. 

Sayangnya, mengikuti ego tinggi membuat diri tidak bisa menikmati hidup.

Menyesali hal yang telah terjadi dan memikirkannya terlalu dalam tidak akan mengubah apapun. Ego akan mengarahkan pada pemikiran negatif lainnya jika  tidak mengendalikannya.

Perlu diingat bahwa apa yang  diinginkan tidak selalu apa yang dibutuhkan.

Ego adalah hasrat dalam diri untuk selalu membandingkan kelayakan  dengan orang lain. Jika pencapaian dirasa tidak sesukses orang lain, ego akan menghukum  dan membuat diri merasa rendah dan tidak berguna.

Membandingkan diri dengan orang lain selama dalam konteks yang positif adalah wajar. Namun  tetap harus bisa menilai diri secara subjektif. Karena Setiap manusia adalah individu yang unik dan tidak bisa dibandingkan satu sama lain.

Cara ampuh melatih melepaskan ego adalah menjadi pribadi yang pemaaf.  Belajar memaafkan orang-yang menyakiti dan yang terpenting belajar untuk memaafkan diri sendiri. 

Melepaskan segala sesuatu yang tidak dapat  dikendalikan dengan Hipnoterapi karena ego berada dalam pikiran bawah sadar. (***)