Rubrik Power of Mind Radar Bali : Pahami Diri, Kepribadian Introvert atau Ektrovert

3 - Pahami Diri, introvert atau ekstrovert - Rubrik Power of Mind - Santy Sastra - Radar Bali - Jawa Pos - Santy Sastra Public Speakingh


Rubrik Power of Mind Radar Bali : Pahami Diri, Kepribadian Introvert atau Ektrovert

Edisi Minggu, 19 Mei 2024


Ditulis Oleh :

Santy Sastra (@santysastra)

Putu Suprapti Santy Sastra, SH., CHt., CI

Indonesia's Mindset Motivator


INTROVERT adalah tipe kepribadian yang berkebalikan dengan ekstrovert. Jika introvert lebih berfokus pada perasaan dan pemikirannya sendiri, seorang ekstrovert akan lebih menikmati waktu dengan cara bergaul dan berbincang bersama orang lain.

Ekstrovert dan Introvert selalu menjadi perbincangan yang menarik. Tipe kepribadian ini sering dijadikan acuan untuk memilih jurusan kuliah, pekerjaan, bahkan pasangan hidup.

Sayangnya, sebagian orang cenderung membatasi potensi mereka dengan label introvert. Seperti yang dilakukan ketika seseorang menolak saat diberi tugas presentasi. Ia menganggap tidak memiliki kepercayaan diri untuk tampil di muka umum. Padahal, orang introvert berbeda dengan pemalu.

Pengertian Introvert dan Ekstrovert Menurut Carl Jung, pada tahun 1920-an, psikiater asal Swiss, Carl Gustav Jung memperkenalkan konsep introvert dan ekstrovert.

Menurut Carl, ekstrovert diartikan sebagai individu yang mencari energi lewat sosialisasi dengan dunia luar. Sementara introvert diartikan sebagai individu yang lebih senang menyendiri untuk mengembalikan energi mereka.

Sebagai contoh, seorang introvert lebih suka mendengarkan lagu sendirian di dalam kamar, membaca buku, atau journaling. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian ekstrovert. Alih-alih beristirahat, ia justru memilih nongkrong atau bermain futsal setelah pulang kerja atau kuliah.

Mungkin  ada yang berpikir kalau Introvert itu anti sosial. Atau justru  heran dengan tingkah laku si Ekstrovert yang memilih hang out setelah kegiatan di kantor atao kampus. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan keduanya. Mereka mempunyai cara berbeda dalam me-recharge energi.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang 100% ekstrovert atau introvert. Sejatinya, manusia memiliki sisi ekstrovert dan introvert, namun salah satunya lebih menonjol dibanding yang lain. Jadi, bukan berarti orang introvert selalu menyendiri. Begitu pula ekstrovert, mereka nggak selamanya menghabiskan waktu 24 jam bersama orang lain.

Faktor yang mempengaruhi kepribadian individu, yakni genetik dan lingkungan. Seperti yang dialami perempuan asal Queensland, Australia, Corrina Lindby. Ia tumbuh menjadi remaja introvert karena terkena bullying di masa remaja. Tetapi, ketika menikah dan memiliki anak, Corrina mencoba untuk bersosialisasi dengan dunia luar. Hal ini ingin ia contohkan ke anak-anaknya agar tumbuh berani dan kuat.

Seseorang dengan kepribadian ekstrovert terlihat ramah, menyenangkan, dan mudah berbaur. Mereka tidak segan untuk memulai obrolan dengan orang asing yang ditemui di tempat umum. Bagi ekstrovert, berkumpul di pesta ulang tahun, konser musik, atau hang out dapat mengembalikan energi setelah beraktivitas seharian. Ekstrovert juga senang melakukan sesuatu yang tidak pernah ia coba sebelumnya.

Banyak yang keliru tentang arti introvert yang sesungguhnya. Introvert bukanlah individu yang ansos atau pemalu, tetapi mereka cenderung berhati-hati dalam bertindak. Pribadi introvert mungkin berpikir berkali-kali sebelum pergi ke suatu tempat. Sebab, introvert butuh waktu lama untuk memproses informasi di luar dunianya. Introvert juga punya teman , walaupun sedikit. Bagi mereka, teman sedikit bukan masalah, asalkan bisa saling memahami.

Keduanya punya  kelebihan dan kelemahan masing-masing, pahami dan kembangkan kelemahan diri. Jadilah pribadi yang menyenangkan